Labels


web stats

Thursday, August 07, 2014

Midnight Story



Sulit rasanya untuk menerima semua ini..
Namun, saya tidak mungkin bisa memaksakan itu menjadi kehendak Tuhan..Siapakah saya? Saya hanya bagaikan uap di dunia ini, yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap..

Midnight itu tidak akan terlupakan dalam sejarah hidupku, mungkin hanya alzaimer dan amnesia yang akan bisa menghapus midnight story ini..

Malam itu,,
Dorongan yang kuat keluar dari lubuk hati yang “the deepest”, alirannya begitu deras mengalir mengikuti jalinan saraf-sarafku menuju ke otakku dan membentuk sebuah pemikiran yang harus tertuang saat itu juga..
Kau atau dia? Saya memilih dia...
Kemesraan sesaat kini perlahan-lahan berubah menjadi siksaan, menyesal tapi lebih menyesal lagi jika saya tidak bias ada saat itu..
Manusia bodoh, itulah gambaran yang terbentuk dalam pikiranku tentang diriku sendiri..
Namun sulit untuk menutup-nutupi perasaan sayang itu, entah itu dari Tuhan atau dari hati nurani doang..

Malam itu,,
Seperti biasanya, berdua sambil menonton. Kesempatan demi kesempatan saya lakuka untuk membuat diri tambah terasa sakit sebenarnya, namun rasa penasaran itu terus mendorong. Akhirnya, saya bisa memegang HPnya yang satu, pura-pura bertanya tentang model hp dan mencoba take a piture, menelusuri daftar kontak dan ingatanku akan nomor itu, namun saya tidak mendapatkan tujuan saya. Justru saya menemukan nama kontakku “Agus Jaffray”, akhirnya saya mencoba bertanya kalau HP itu pasti dulunya mama yang gunain.
Penelusuranku kemudia masuk di inbox pesan, akhirnya saya menemukan sebuah nama yang sebenarnya saya telusuri dari tadi, “Andika”, itulah nama orang itu. SMS demi SMS saya buka satu persatu atas nama “Andika”, nama itu lagi. Nama yang sebenarnya membuat saya sakit jika membacanya, tapi toh juga tidak berhenti utnuk mau membacanya. Rasa penasaranku, chek tanggal SMS, chek kata-kata SMS, tanggal yang baru saja kemarin dan hari ini masuk di inbox, dan yang menyaikitkan akhirnya terbaca juga, panggilan “sayang” “say” dari dia ke sang pemilik HP, dia yang berbaring di sampingku, dia yang memanggilku dengan panggilan “Boo”, panggilan yang begitu membuatku berarti bagi dia. Namun, sakit itu bertambah takkala saya mulai berpikir, kenapa dia tidak mengubah namaku dari “Agus Jaffray” menjadi “Agus”, atau kalau perlu “Boo”, tapi nama orang yang satu itu rasanya begitu special buat dia. Ah ,, itu hanya rasa cemburu yang berlebihan.
Dia tiba-tiba duduk dan membuat saya kaget, untunglah rasa sakit tu tidak ketahuan..


Whatsup, BBM, SMS, dan calling itulah yang siloh bergantian masuk di HPnya, saya menyadari dia lagi asyik membalas dan menjawab satu-satu pesan sosmednya itu..
Entah berapa kali orang itu menelpon ke dia, dia hanya menjawab halo, iyaaa (dengan lembut), dan berkata. Sorry , sinyal Im3 nya jelek banget malam ini, tidak lama panggilan itu putus lagi, demikian setersnya sampai saya tidak bisa nahan rasa sakit itu lagi. Saya juga sulit untuk mau bertanya , itu siapa, kenapa kok putus-putus. Finally, saat panggilan berikutnya masuk, dia pun menjawab lagi. Saya rasa dia hanya tidak enak untuk ngobrol sementara saya ada di sampingnya. So, saya beranikan ngomong, masuk di dapur aja, di sana sinyalnya agak lumayan bagus. Akhirnya dia masuk, saya rasa dari tadi itu yang dia inginkan, cumin rasa tidak enak itu yang membuat dia untuk berkata “bad sinyal”.

Saya pun hanya bisa duduk sendiri menonton siaran di TV tanpa focus pada apa yang saya tonotn, air mata ini rasanya mau mengalir. Sulit untuk dibendung, bendungannya mulai perlahan-lahan akan hancur, namun saya berkata “Oe Gus, loe itu kuat, jangan cemen dong”, saya update PM BBM sesuka hatiku. Namun who cares????
Saya pun keluar di tera dann hanya bisa mengeluhkan kebodohanku, kenapa saya sebodoh ini. Cinta ini sangat membodohkan saya..
Sementara dia telponan di dalam sambil ketawa-ketawa, akhirnya saya memutuskan untuk ke supermarket. Apa yang saya pikir, saya berpikir untuk membelikan dia Ice Cream Magnum yang produk baru, Espresso dan Strawberry. Hanya untuk membuatnya senang, supaya dia bisa mencoba rasanya. Saya suka membelikan dia ice cream, tapi toh ini bukan bujukan saya untuk dia sayang sama saya. Tidak sama sekali!

Saya pulang, mereka udah selesai teleponan pas saya masuk pintu…
Nikmati ice cream bersama, tukar-tukaran rasa, rasa keduanya sungguh nikmat walau makannya dengan hati yang terluka. Ya setidaknya rasa dingin ice cream sedikit membekukan luka hati ini..
Waktu sudah menunjukkan “Midnight”. Saya pun memberanikan diri untuk bilang, Can I talk seriously before going home? Can I talk with you?
Saya mencoba untuk meminta jawaban sms saya semalam, dana dia menjawab iya. SMS ku itu bunyinya, perasaanmu kemarin sama saya itu masih seperti yang dulu-dulu tidak? I got the answer, It’s YES.

Akhirnya, pertanyaan dan pembahasan berlajut ke semua ranah perasaan dan alas an-alasan mengapa semua terjadi. What? When? Why? Where? Who? And How? All of the question 5W-H.
Saya pun sangat sulit untuk membendung air mataku yang selama ini saya selalu coba untuk tidak menangis di depan dia. Both of us, pun banjir.

Perasaan sakit itu tidak bisa tergambarkan blogger, sangat sulit untuk menuangkannya di sini.
Saya akhirnya tahu, selama beberapa bulan saya merasa cintaku bertepuk sebelah tangan..
Saya akhirnya merasa, hubungan yang hampir dua tahun ini sia-sia..
Saya akhirnya sadar, kalau saya selama ini mengalami masih mengalami penolakan dari teman-teman dekatnya, dari sepupu-sepupunya karena masa laluku..
Saya pun bertanya, Tuhan salahkah saya untuk berubah lebih baik? Salahkah saya telah bangkit dari keterpurukanku??? Saya tidak pernah meminta masalah itu ada dalam hidupku, siapaun tidak menginginkannya.
Yang saya sadari, penolakan itu datang dari mereka yang rata-rata adalah lulusan kampusku, bahasa halusnya mungkin, mereka itu Hamba Tuhan……
Penolakan terhadap saya itu akhirnya saya sadari menjadi salah satu alas an mengapa dia berani untuk selingkuh, seperti kata dia , “Saya lakukan ini dan saya berani untuk semua orang tahu kalau bukan cuman Boo yang kelihatan jahat karena masa lalu, tapi sayapun bisa jahat”. Dia tidak sanggup melihat saya terus mengalami penolakan dan pendangan negative dari mereka yang terus menolak kehadiranku sebagai kekasihnya. Saya tidak bisa 100% menilai alasan itumasuk akal atau tidak.. Yang jelas itu membuat saya semakin sakit..

Mengapa kamu memilih Dika? Jawabannya adalah tidak ada alasan saya untuk tidak memilih Dika…
Dengan saya? Alasannya adalah yang di atas, dan alas an yang saat itu ketika kita berdua putus adalah BBM dengan mantan saya. Meski dia yakin dan percaya sekarang dengan penjelasanku kalau BBM itu hanya bbm sebatas hal yang wajar, tidak ada sama sekali bentuk perhatian, tapi toh itu tidak bisa membuat dia bisa kembali sama saya… Kerasnya hati dia, seperti kata saya sama dia, jangan jadi seperti bangsa Israel terus berkeras hati..

Mengapa harus Dika. Saya tidak perlu menjawabnya lagi, itu di atas dia punya jawaban, sangat menyakitkan…

Saya pun ingin mengakhiri “Midnight Story” ini dengan beberapa permintaan..
Pertama, bolehkah saya ngobrol dengan Diak esok hari saat kamu lagi telponan. Sulit untuk dia bisa terima permintaan itu. Namun bujukanku pun akhirnya meluluhkan hatinya, saya hanya janji akan ngomong dengan dia tidak lebih dari 10 kata. Ini kalimat saya, Bro, jaga dia baik-baik, kalian bahagia saya pun bahagia. Hanya itu yang saya ingin sampaikan, kalau perlu tidak usah pakai halo di pendahuluannya dan pakai ok di penutupnya.
Saya tidak bermaksud untuk menitipkanmua, itu penegasanku, karena sebenarya dia berusaha menolaknya karena dia mengira saya bermaksud unutk menitipnya. Emang dia tempat penitipan barang.. :D

Yaaaa, intinya, midnight story ini berisi tangisan, lelucon saya dan tawa kami berdua..
Setidaknya habis sakit, sembuh, sakit sembuh dan demikian seterusnya bergantian saat itu..
Habis nangis, ketawa dan seterusnya..

Sulit untuk menerima semua, apalagi saat saya utarakan bahwa ya saya akan meninggalkan Di, saya akan menjauh darimu meski itu sulit (nangis lagi deh)……
Permintaan dia, supaya kami berdua bisa tetap baik-baik saja, kelihatan semuanya biasa saja, saya tidak boleh cuek dan merasa tidak kenal dia. Saya akan sanggupkan dek..

Permintaan kedua saya untuk terakhir itu, saya ingin memeluknya. Pelukannya begitu erat, hangat dan tak ingin dilepaskan. Tuhan, kenapa ini harus terakhir, kataku….
Saya berusaha untuk melepasnya beberapa kali, namun dia terus bergumam supaya ini bukan terakhir. Dan akhirnya saya berusaha kembali melepaskan pelukannya dan dia bisa melepaskan pelukannya sama saya, saya pun mendekapnya kembali..
yang terakhir, saya katakana Can I kiss u for 10 seconds. Thanks karena ‘kamu’ sudah mebalas ciumanku, bahkan tak ingin mengakhiri ciuman itu. Tapi, saya harus akhiri..

Saya pun mencubit lengan ini, Ohhhhh Tuhan, saya tidak mimpi….
Saya berharap semua ini mimpi…Tapia apa adanya, ini MIDNIGHT STORY…

Akhirnya saya meluncur bersama Blade setiaku.. Meski kami berdua sempat berurusan dengan Chiki yang keluar pagar sebelum pulang.. J

Tiba, saya pun menelpon dia. Masih terasa hangatnya pelukanmu….
Met bobo….
Jam 5.30 subuh, SMSnya masuk… “Jgn buat sy merasa khilangan”
Itu bunyi SMSnya,, Tuhan JUJUR,,,,,, saya tdk mau kehilangan dia..
Saya masih terus berharap, MIDNIGHT STORY ini tidak ‘the end’ saat ini. Saya ingin ada kelanjutannya, itu harapanku Tuhan. Saya tidak tahu apa yang menjadi kehendakMu atas kami.

PM BBMku yang terakhir ketika saya menuangkan semua ini Blogger
“Tdk smua hal yg kita yakini adl kehendak Tuhan.. Belajar menerima pa yg tdk bsa terjadi, krn yg terbaik akan selalu Tuhan lakukan. (serious hug)”

Itu harapanku, mungkin kehadirannya saat ini bukan kehendak Tuhan, tapi saya masih terus menanti ‘waktu’ yang terbaik itu adl kehendak Tuhan. I’m so hope that. Love You Jesus MyLord..

No comments: